Penting memilih pipa sirip untuk kiln dry yaitu untuk manfaatkan panas gas dengan baik dan juga mencegah penurunan kerja pipa. Ketahuilah bahwa pipa bersirip telah digunakan ketika koefisien perpindahan panas dari kedua fluida yang memiliki perbedaan yang memang sangat jauh.
Kiln dry sendiri merupakan proses pengeringan kayu yang menggunakan mesin. Seperti oven dan boiler. Sedangkan untuk kurangi kadar air dalam kayu. Maka proses ini lebih singkat, hasilkan kualitas yang memang lebih baik dan tidak memakan tempat.
Dalam pengeringan kayu sangat penting karena kayu yang baru ditebang masih basah dan juga harus dalam keadaan kering untuk digunakan.
Baca Juga : Jenis Oven Kayu
Kegunaan Sirip pada tabung Pemanas Bersirip
Karena adanya pemanasan sirip sama dengan pemanasan tabung multi sirip, maka orang perlu memanaskan sirip dengan tabung kering. Tujuan sirip yaitu digunakan untuk menghilangkan panas, jadi suhu permukaan tabung pemanas bisa menghilang dengan cepat. Sirip persegi telah menghilangkan panas lebih cepat dibandingkan sirip luka, selain itu tujuan sirip adalah membuat pembuangan panas dari tabung pemanas yang lebih seragam.
Tidak adanya sirip, maka suhu permukaan tabung pemanas relatif lambat dan kontrol suhu harus dilakukan untuk mencegah suhu permukaan tabung pemanas yang terlalu tinggi untuk membakar tabung pemanas listrik.
Berapa Ukuran Sirip Untuk Tabung?
Pertama, ukuran sirip berliku pada umumnya ditutup dengan sabuk baja yang melalui mesin sabuk baja yang berliku. Pada ukuran konvensional dari sabuk baja bersirip yaitu 6mm, 7mm, 8mm, 9mm. Pada sirip berliku yang lebih besar perlu disesuaikan.
Kedua, ukuran umum sirip persegi yaitu 25*50mm dan ukuran lainnya yang perlu disesuaikan dengan pembukaan cetakan.
Pengeringan kayu yang biasa disebut dengan kayu penyedap atau penyedap kayu, hal ini mengurangi kadar air kayu sebelum digunakan. Jika pengeringan telah dilakukan di dalam tungku, maka produk dikenal sebagai kayu atau kayu kering tungku. Sedangkan pengeringan udara yang merupakan metode yang lebih tradisional.
Inilah Alasan Utama Untuk mengeringkan Kayu
Pembakaran Kayu
Saat kayu dibakar, sering kalu lebih baik dikeringkan lebih dahulu. Maka kerusakan akibat penyusutan bukanlah menjadi masalah. Hal ini memiliki kasus dalam pengeringan untuk keperluan pengerjaan kayu.
Kelembapan memang sangat berpengaruh proses pembakaran, dengan hidrokarbon yang tidak terbakar naik ke cerobong asap. Bila kayu gelondongan basah 50% dibakar dengan suhu tinggi, ekstraksi panas yang baik dari gas buang yang hasilkan suhu buang 100°C, sekitar 5% energi kayu gelondongan terbuang melalui penguapan dan pemanasan uap air. Adanya kondensor maka efisiensinya bisa ditingkatkan lebih lanjut. Namun untuk tungku biasa, kunci dalam membakar kayu basah yaitu membakar dengan sangat panas dan sangat memungkinkan api dengan kayu kering.
Pengerjaan Kayu
Bila pada kayu telah digunakan sebagai bahan konstruksi, maka baik sebagai penyangga struktural dalam bangunan atau benda-benda pertukangan kayu. Kayu akan menyerap atau keluarkan air sampai capai keseimbangan dengan lingkungan sekitarnya.
Penyeimbangan sering kali pengeringan sebabkan penyusutan yang tidak merata pada kayu dan bisa sebabkan kerusakan pada kayu jika seimbangan terjadi terlalu cepat. Penyeimbangan harus dikontrol utnuk cegah keruskan pada kayu.
Untuk beberapa keperluan, kayu tidak dikeringkan sama sekali dan digunakan dalam keadaan masih hijau. Seringkali, kayu harus berada dalam keseimbangan dengan udara luar, seperti untuk kayu konstruksi atau udara dalam ruangan yang seperti untuk furnitur kayu.
Kayu yang dikeringkan dengan udara atau dikeringkan dalam oven yang telah dibuat khusus kiln. Maka sering kayu digergaji sebelum dikerjakan, tapi terkadang kayu gelondingan dikeringkan secara utuh.
Pengerasan casing yang menggambarkan kayu atau balok kayu yang sudah dikeringkan terlalu cepat. Kayu awalnya telah dikeringkan dari cangkang permukaan, menyusutkan cangkang dan menempatkan inti di bawah kompresi.
Saat cangkang pada kadar air rendah, ia akan mengeras dan menahan penyusutan. pada inti kayu masih pada kadar air yang lebih tinggi. Inti ini kemudian akan mulai mengering dan menyusut. Tetapi penyusutan apapun ditahan oleh cangkang yang telah mengeras.
Maka hal ini sebabkan tegangan terbalik, tegangan kompresi pada cangkang dan tegangan di inti. Selain itu juga menghasilkan tegangan yang tidak teratasi yang disebut pengerasan casing. Pada kayu yang telah dikeraskan maka casing dapat melengkung secara signifikan dan berbahaya saat tegangan dilepaskan dengan menggergaji.
Jenis Kayu
Kayu yang sudah dibagi maka menurut asal botani, manjadi dua jenis kayu lunak dari pohon konifer dan kayu keras dari pohon berdaun lebar. Kayu yang lebih lunak dan ringan serta umumnya sederhana dalam struktur. Sedangkan kayu keras lebih keras dan lebihkompleks. Tetapi di australia, kayu lunak umumnya menggambarkan pohonj hutan hujan dan kayu keras menggambarkan spesies sclerophyll.
Kayu lunak memang seperti pinus biasanya jauh lebih ringan dan lebih mudah diproses dibandingkan kayu keras seperti kayu pohon buah. Dalam kepadatan kayu lunak sekitar antara 350kg/m3 sampai 700kg/m3, sedangkan kayu keras 450kg/m3 sampai 1250kg/m3. Setelah dikeringkan maka keduanya mengandung sekitar 12% air. Karena struktur kayu keras lebih pada dan juga lebih kompleks, permeabilitasnya memang jauh lebih rendah dibandingkan kayu lunak, maka sulit untuk dikeringkan.
Adapun sekitar seratus kali lebih banyak jenis pohon kayu keras dibandingkan pohon kayu lunak, maka kemampuan untuk dikeringkan dan diproses lebih cepat dan juga lebih mudah menjadikan kayu lunak sebagai sumber utama kayu komersial.
Baca Juga : Bagian Penting Pada Pipa Sirip
Kandungan Kelembaban Keseimbangan
Kayu yang merupakan zat higroskopis, maka kayu memiliki kemampuan untuk menyerap atau melepaskan uap air dalam bentuk uap. Pada air yang terkandung dalam kayu memberikan tekanan uapnya sendiri yang telah ditentukan oleh ukuran maksimal kapiler yang terisi air pada suatu waktu.
Bila tekanan uap air diruang sekitar lebih rendah dibandingkan tekanan uap di dalam kayu. Maka terjadilkan desorpsi, kapiler berukuran terbesar yang saat itu terisi penuh air, akan kosong terlebih dahulu.
Pada tekanan uap di dalam kayu akan turun karena air secara bertahap tertahan dikapiler yang lebih kecil. Pada suatu tahap akhirnya tercapau ketika tekanan uap di dalam kayu sama dengan tekanan uap di dalam yang sekitar atas kayu, desorpsi lebih lanjut berhenti.
Jumlah uap air yang tersisa di dalam kayu pada tahap ini memang berada dalam kesetimbangan dengan tekanan uap air di ruang sekitar. Dan disebut kadar air kesetimbangan atau EMC. Karena sifat higroskopisitasnya, kayu yang cenderung mencapai kadar air yang berada dalam kesetimbangan dengan kelembaban relatif dan suhu udaraq di sekitar.
EMC kayu juga memiliki variasi secara signifikan dengan kelembaban relatif lingkuangan, pada tingkat yang lebih rendah dengan suhu. Pada laporan bahwa EMC memang sedikit variasi dengan beberapa jenisnya. Pada tekanan mekanis, riwayat pengeringan kayu, kepadatan, kandungan ekstraktif dan arah penyeran dimana perubahan kelembaban terjadi yaitu penyerapan atau desorpsi.